0

English Speech



This is an example of English speech about IIS/DKM (extracuricular)
 
Intensive Islam Study (IIS)
Assalamu ‘alaikum wr.wb.
            Asholatu wasalamu ala ashrafil anbiyai wal mursalin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajmain ama ba’du. First of all praise to be Allah, lord of the world, and peace and blessing be upon our prophet Muhammad SAW and upon all his family ang compinions.
The honorable Kuswara, our English teacher, Dear brothers and sisters.
            It is great pleasure for me to be given the opportunity to deliver a speech on the subject of IIS. Before I explain more about IIS. I want ask you all. Do you know what is IIS? IIS is Intensive Islam Study. It is an exracuricular in our school.
Ladies and gentleman
             Nowaday globalization and westernization cause many effect for our life. Beside the possive effect there’s so many negative effect. The lose morality and lifestyle is appear especially in teenagers circle.  For example individual style, freesex, Of course we need a bastion, we need a behaviour foundation. IIS is one of the solution for avoid the negative effect of  globalization and westernization.
            Why do I say that? The reason is IIS can build Islamic character. We study intensive about Islam every Friday. We always read Quran and hear the lecture from Islam’s teacher. The lecture contain many advices. From that advice we will know about what is right and false and we will not easy follow bad western culture.
            Beside for avoid the western culture, with join IIS we will get many advantage. With join IIS we keep the ukhuwah Islamiyah. IIS has a program that once a moth all members of IIS eat rujak together. I think all people know about rujak. Rujak is a piece of fruits with nut sauce. Of course with this activity we have been strengthen relationship between muslim student.
Finally I’d like to suggest you that join IIS can get lot of benefit especially to avoid the negative effect from westernization and globalization. So you should join IIS and let’s study about Islam.
Ladies and gentleman
That’s all my speech. Thank you for your attention.
Wassalamu alaikum wr.wb.


Intensive Islam Study (IIS)
Assalamu ‘alaikum wr.wb.
            Asholatu wasalamu ala ashrafil anbiyai wal mursalin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajmain ama ba’du. First of all praise to be Allah, lord of the world, and peace and blessing be upon our prophet Muhammad SAW and upon all his family ang compinions.
The honorable Kuswara, our English teacher, Dear brothers and sisters.
            It is great pleasure for me to be given the opportunity to deliver a speech on the subject of IIS. Before I explain more about IIS. I want ask you all. Do you know what is IIS? IIS is Intensive Islam Study. It is an exracuricular in our school.
Ladies and gentleman
             Nowaday globalization and westernization cause many effect for our life. Beside the possive effect there’s so many negative effect. The lose morality and lifestyle is appear especially in teenagers circle.  For example individual style, freesex, Of course we need a bastion, we need a behaviour foundation. IIS is one of the solution for avoid the negative effect of  globalization and westernization.
            Why do I say that? The reason is IIS can build Islamic character. We study intensive about Islam every Friday. We always read Quran and hear the lecture from Islam’s teacher. The lecture contain many advices. From that advice we will know about what is right and false and we will not easy follow bad western culture.
            Beside for avoid the western culture, with join IIS we will get many advantage. With join IIS we keep the ukhuwah Islamiyah. IIS has a program that once a moth all members of IIS eat rujak together. I think all people know about rujak. Rujak is a piece of fruits with nut sauce. Of course with this activity we have been strengthen relationship between muslim student.
Finally I’d like to suggest you that join IIS can get lot of benefit especially to avoid the negative effect from westernization and globalization. So you should join IIS and let’s study about Islam.
Ladies and gentleman
That’s all my speech. Thank you for your attention.
Wassalamu alaikum wr.wb.
Iruzuka~~
0

Short Story

Baca Cerita Pendek atau cerpen itu menyenangkan tapi membuat cerpen itu bukanlah perkara mudah. Harus ada inspirasi yang mendukung. Insirasi itu bisa datang mendadak kapan saja dan di mana saja. Tapi kalau tidak ada? Wah wah siap-siap pusing tujuh keliling. Salah satu tugas di sekolah adalah membuat cerpen dan itu menjadi hal sulit bagiku yang tidak tau masalah tulis menulis. Aku mulai mengetik awal dari cerpenku ini jam 12 malam, saat itu inspirasi dalam pikiranku sedang mengalir deras. Aku selesaikan cerpen ini saat matahari mulai menyalami dunia sebelum aku berangkat sekolah. Kalau ada usaha semuanya bisa, ya kan? ini hasil inspirasi pagi butaku..



Sosok itu Dia
Seharusnya pagi  ini bukan pagi yang spesial, sama seperti pagi yang selalu aku lalui setiap hari. Duduk berhadapan di angkot langganan yang cepat tiada tanding ditambah bercengkrama bersamanya membuat jarak 18 km itu terasa dekat. Tak peduli siapa yang naik dan turun silih berganti yang aku tahu aku sedang berbicara dengannya. Kini berangkat sekolah itu jadi hal yang menyenangkan. Mungkin karena ada dia teman musholaku.
“Ngobrol sama kamu tuh seru ya Adnin.”, katanya kepadaku.
“Memang seseru apa Dan?”, jawabku tersenyum.
“Kamu itu dewasa. Aku suka kamu bikin tenang.”, tambahnya.
 Aku hanya tersenyum malu menjawab ucapannya. Tak tau mengapa ucapannya membuat aku senang. Obrolan kamipun melebar kemana-mana sampai dia bercerita tentang persiapannya untuk pindah sekolah ke Bandung. Dia kini tinggal bersama orang tuanya di sana. Tidak tinggal bersama neneknya lagi di sini.
Angkot berhenti tepat di gerbang sekolah.  Bunyi bel tanda jam pertama belajar akan segera dimulai iringi langkah kakiku menuju kelas.  Sama seperti siswa lain yang baru sampai di sekolah, ku langkahkan kaki ini dengan sesegera mungkin. Berharap tidak mengulangi kebiasaan dulu yang memalukan. Aku yakin jika aku menaiki angkot langgananku aku terbebas dari bahaya kesiangan yang memalukan itu.
            Selain Bahasa Inggris, pelajaran PAI adalah pelajaran favoritku. Jam pertama hari ini pun adalah PAI. Pelajaran PAI ini aku sangat ampuh untuk menetralisir pelajaran yang berhubungan dengan banyak angka ya seperti kimia. Kesukaanku terhadap pelajaran ini bertambah ketika aku mengenal Bu Nuri. Aku sering dibuat takjub olehnya jika sedang menceritakan tentang indahnya Islam.
Ibu Nuriyah atau yang sering anak-anak bilang bu Nuri adalah salah satu guru yang dikagumi di sekolah. Cantik, ramah, cerdas adalah gambaran dari sosok mungil beliau. Beliau itu terbuka dan ramah kepada siapapun. Aku paling ingat tentang penjelasan beliau yang  satu ini. Topiknya adalah cinta. Islam memandang cinta seperti iman, karena mencintai adalah bagian dari sifat orang yang beriman dan mencintai seseorang karena ketaqwaan kita pada Allah adalah sebenar-benarnya cinta, disinilah letaknya kebahagiaan dalam cinta. Itu kutipan ibu Nuri yang selalu terpatri di memoriku ini.
Satu pesan singkat aku terima dari teman musholaku itu. Isinya seperti biasa sepulang sekolah dia menungguku dan angkot langganan di depan sekolahnya. Itulah kebiasaan yang mulai muncul ketika kita masuk SMA. Berangkat dan pulang sekolah bareng dengan mobil langganan. Walaupun berbeda sekolah tapi bukan jadi halangan berarti.
Ada yang berkata tak akan ada habisnya jika bicara tentang cinta. Semuanya penuh dengan tanda tanya. Mereka berkata tidak tahu arti cinta itu. Mereka tidak tahu bahwa cinta bisa datang kepada siapa saja, kapan saja atau di mana saja. Mereka juga berkata tidak tahu bagaimana dan mengapa cinta itu bisa datang. Tapi aku tahu jawaban dari semua pertanyaan itu. Dan semuanya bisa terjawab oleh hati yang jujur ini.
***
Berkumandangnya adzan Magrib, menyebar ke penjuru langit Sore. Insan muslim diseru tuk bersujud kepada Rabb semesta alam. Hujan pun tak menghalangi semangat anak-anak mushola untuk pergi meramaikan rumah Allah ini. Walaupun tak ada yang lain hanya aku, dia teman musholaku dan beberapa anak kecil saja yang ada di mushola.
 “Adnin, ini betul aku yang jadi imam?”, liriknya padaku yang ada di barisan ma’mum.
“Ya memang siapa lagi? Harus aku? Kamu kan pria satu-satunya”, jawabku.
“Kamu ganti aku sajalah aku tidak bisa”, ucapnya sambil membetulkan pecinya.
“Loh? Tenang ini kan awal buat kamu. Kalau sudah punya keluarga harus bisa jadi imam yang baik kan? Ayolah nanti waktu magribnya habis gara-gara kelamaan.”
Aku tahu ini menjadi pertama kalinya dia menjadi imam. Pak Haji yang biasanya menjadi imam berhalangan hadir karena sedang melaksanakan umroh.Terlihat jelas di raut wajahnya bahwa dia gugup. Badannya sedikit gemetar ketika akan memulai sholat. Awalnya memang agak sedikit ragu dengan menghela nafas panjang dia ucapkan takbir. Dan kukhusukan pikiran kepada Sang Maha Kuasa.
Kebiasaan pergi ke mushola itu telah ditanamkan orang tuaku sejak kecil. Dan kebiasaan ini pun berlangsung sampai sekarang. Berkat kebiasaan  ini aku mengenal sosoknya yang begitu luar biasa di mataku. Aku telah mengenalnya sejak duduk dibangku kelas IV SD.
Denting jam berlalu begitu cepat. Tak terasa 2 tahun sudah aku berangkat dan pulang sekolah sendiri. Tak ada obrolan seru lagi di angkot langganan. Tak ada lagi yang menungguku di depan SMK. Tak terlihat lagi sosok imam yang nervous di mushola.  Tak lagi aku melihat sosoknya. Semuanya hampa tanpa sosok itu. Semuanya hilang dari pandangan mata.
Aku berusaha mencari informasi tentangnya. Aku tak mau terus larut dalam rasa rindu. Aku tak bisa menghubungi ponselnya. Kulihat akun jejaring sosialnya. Entah apa maksud tulisan-tulisan yang dia share di sana. “You make me down and down” satu tahun lalu tulisan itu muncul. God, it’s not fair. Why? You give this bitter tes? Why did you take all my parents? tulisnya.
Rasa khawatirku tak terbendung lagi. Aku ingin tahu bagaimana kabarnya sekarang. Apa yang telah terjadi padanya? Apakah dia baik-baik saja? Apa maksud dari tulisan-tulisan itu? Pikiranku penuh dengan beribu tanya tentangnya.
***
            Bandung…
Tengah hari ini, kota Bandung seakan membara. Matahari berpijar di tengah langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sejuk tak terasa lagi. Gedung-gedung tinggi dan keramaian binasakan semua udara sejuk itu. Memang Bandung telah menjadi lautan api.
Aku tak sengaja melihat seseorang di sebrang jalan sana dengan pakaian compang-camping dan lusuh. Matanya berpendar kemana-mana mencari botol-botol plastik di antara tumpukan-tumpukan sampah. Aku menajamkan penglihatanku, sepertinya orang itu tak asing bagiku.
Dani! Astagfirullah! Itukah kamu? Gembira hati telah melihatnya lagi. Terbesit sedikit keraguan tapi tak kuhiraukan keraguan itu. Aku memanggil namanya, namun bisingnya kendaraan halangi suara panggilanku terhadapnya. Tak kulihat respon sedikit pun darinya. Dia masih tetap fokus deagan botol-botol plastik yang dicarinya,
 “Dani..! Dani...! Dani…!” Panggilanku semakin keras di tengah hiruk-pikuk kota Bandung yang ramai. Dia menghentikan aktivitasnya dan hanya menatapku dari kejauhan dengan aneh. Dia membawa semua keranjang berisi botol plastik yang dipikulnya dan segera bergegas pergi. Pergi dengan jawaban tentang hidupnya. Ingin raga ini mengejarnya. Tapi rangkaian mobil yang berjajar padat hentikan langkah pertamaku untuk menyebrang jalan sana. Ya Allah haruskah aku kehilangan dia lagi? Dani mengapa kau harus pergi?
Lalu apa kabar hatiku ini? Mungkin bagai serpih-serpih pasir di pantai tersapu gelombang pasang  dan  harus hilang terpecah karang. Ada tersimpan rasa perih mendera mengingatnya disaat itu. Kini dia tampak lelah menderita. Ada apa dengan teman musholaku ini?
 Iruzuka~~
Back to Top