Resensi => penilaian terhadap karya sastra orang lain berdasarkan kelebihan dan kekurangannya.
Sistematika Resensi :
a. Judul Resensi
b. Identitas buku
c. Sinopsis buku
d. Jenis buku
e. Kepengarangan
f. Penilaian
Terdiri dari :
- Tampilan fisik
- Isi
- Bahasa
- Unsur intrinsik
- Unsur ekstrinsik
g. Simpulan
Contoh Resensi Novel Negeri 5 Menara
a. Judul resensi : Resensi Negeri 5 Menara
b. Identitas buku
-
Judul buku : Negeri 5 Menara
-
Nama pengarang : Ahmad Fuadi
-
Nama penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
-
Tahun terbit : 2009
-
Kota terbit : Jakarta
-
Jumlah halaman : 424
-
Sampul buku : Pada sampul terdapat
5 buah menara simbol suatu negara
c. Sinopsis buku :
Alif Fikri adalah seorang yang sukses
menggapai mimpinya. Ia lahir di dekat Danau Maninjau, Bukit Tinggi Sumatera
Barat. Mimpi besarnya tidak ia dapatkan begitu saja. Tekad yang kuat dan usaha
melebihi usaha orang lain adalah kuncinya. Perjalanannya dimulai dari ia
merantau ke pelosok Jawa Timur untuk menuntut ilmu di Pondok Madani. Walau
dengan setengah hati, karena itu keinginan amaknya yang ingin menjadikan Alif
sebagai pemimpin agama. Tapi ia berusaha untuk tetap ikhlas. Awalnya ia merasa
kurang nyaman dengan Pondok Madani yangmempunyai aturan yang sangat ketat. Seiring
waktu berjalan ia mendapat matra “Man Jadda Wajada” yang berarti siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan berhasil dan iapun mulai tertarik dengan Pondok
Madani. Persahabatan ia rajut di Pondok ini dengan para “Sahibul Menara”, Raja
dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan
Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid mereka berenam selalu menunggu adzan
maghrib sambil menatap awan-awan yang berarak ke ufuk. Di mata mereka awan itu
menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Mereka berjuang secara
maksimal untuk mendapatkan mimpinya itu. Walau terasa menyiksa tapi mereka
selalu didukung oleh motivasi-motivasi yang diberikan para ustad di sana. Alif
pun percaya dengan mantra yang ia dapatkan lagi bahwa “Man Shabara Zhafira”
siapa yang bersabar pasti akan beruntung.
d. Jenis buku : Fiksi
e. Kepengarangan :
A. Fuadi anak Maninjau pemegang 8
beasiswa dari luar negeri lahir di nagari Bayur sebuah kampung kecil di pinggir
danau Maninjau tahun 1972,tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Ibunya guru SD
dan ayahnya guru Madrasah.
Dulu di Pondik Modern Gontor dia bertemu
dengan kiai dan ustad yang di berkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan
ilmu akhirat. Gontor pula yang mengajarkan kepadanya “mantra” sederhana yang
sangat kuat man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Dari
sinilah A. Fuadi mulai mewujudkan mimpi-mipinya hingga berhasil.
f. Penilaian
Tampilan
fisik : Covernya menarik dengan
adanya gambar 5 menara membuat para pembaca penasaran. Apakah yang dimasud dari
5 menara itu?
Isi : Isinya menarik
mengisahkan kehidupan di Ponpes yang ternyata tidak seperti kebanyakan orang
kira. Orang kira Ponpes itu kuno, tidak asyik, tempat orang-orang nakal,
ataupun tempat pelarian siswa yang punya nilai kecil dan tidak bisa melanjutkan
sekolah umum. Tetapi di Pondok Madani kita dibekali ilmu dunia dan akhirat
dengan menggunakan bahasa sehari-hari Inggris dan Arab tentu saja tidak kalah
modern dan asyik dengan di sekolah umum.
Bahasa : Bahasa yang digunakan
sangat variatif terdiri dari Indonesia, Inggris, Arab, dan beberapa bahasa
daerah juga terdapat catatan kaki yang akan menambah wawasan berbahasa kita.
Unsur
Intrinsik
-
Tema :
Pendidikan
-
Tokoh :
- Alif (pemalu, tak putus asa, punya tekad yang kuat)
-
Amak (Penyayang)
-
Kiai Rais (Bijaksana)
-
Atang (patuh pada aturan)
-
Baso (pendiam, rajin, pintar, kutu buku, tertutup)
-
Raja (percaya diri, pandai)
-
Dulmajid (rajin, tegas, keras hati)
-
Said (gagah, dewasa)
- Latar :
Maninjau, Pondok Madani
- Alur :
Maju-mundur
- Setting :
Pagi, Siang, Sore, Malam
- Bahasa :
Indonesia, Inggris, Arab, dan beberapa bahasa daerah
- Amanat :
- Jangan penah meremehkan impian, walau setinggi apapun! Karena Allah Maha
Mendengar.
-
Janganlah berputus asa, Man Jadda Wajada!
-
Apapun keputusan dari Allah terimalah dengan ikhlas!
Unsur
Ekstrinsik
Nilai
Agama : Setiap hari melaksanakan
sholat berjama’ah maghrib di mesjid Pondok Madani.
Sehabis melaksanakan sholat maghrib mengaji
bersama dilanjutkan dengan belajar bersama.
Melaksanakan sholat tahajud bersama-sama.
Nilai
Sosial : Para Sohibul Menara membantu Alif ketika ia
tidak bisa pulang ke Maninjau.
g. Novel Negeri 5 Menara ini sangatlah seru walaupun
tebalnya ratusan halaman tapi tidak membuat bosan untuk dibaca. Kehidupan Alif
di Pondok diceritakan penuh dengan petualangan yang asyik dan membuat
penasaran. Pada buku ini juga banyak terdapat pelajaran hidup yang penting dan
motivasi-motivasi yang membuat kita
yakin bahwa impian itu tidak boleh diremehkan walau setinggi apapun karena
Allah itu maha tahu. Jadi para remaja Indonesia harus membaca ini!
Iruzuka~~
0 komentar:
Posting Komentar